Teori - Teori Psikologi Sosial
Teori penguatan (reinforcement) dipelopori oleh J.B Watson, Ivan Pavlov, BF Skiner dan V.M Bechteray. Didalam teori ini tidak asing dengan istilah Stimulus-Respon. Stimulus : peristiwa yang terjadi diluar maupun didalam organisme yang memungkinkan terjadinya perilaku. Respon : perubahan perilaku sebagai akibat adanya stimulus.
Pavlov dalam teorinya (classical conditioning) mengemukakan bahwa respon terjadi karena adanya stimulus atau kata lainnya respon dipengaruhi oleh stimulus(rangsangan). Sedangkan individu ditentukan oleh lingkungannya. Target aliran behaviorisme adalah perilaku. Perilaku dapat di ubah tanpa melibatkan kognisi(akal). Contohnya: seekor anjing jika melihat makanan air liurnya keluar lalu makanan ditambahkan dengan bel air liur anjing tersebut keluar percobaan d lakukan selama tiga kali dan hasilnya airliur anjing tersebut tetap keluar.akhirnya percobaan terakhir bel disajikan tanpa makanan dan air liur anjing tersebut keluar.dalam percobaan ini air liur pada anjing keluar karena adanya stimulus yaitu makanan.karena kebiasaan anjing tersebut berfikir bahwa jika ada bel maka ada makanan.
Lalu Skinner memberikan konsep operant conditioning. Yang menjadi inti konsep Skinner adalah respon tidak berangkat dari stimulus tapi respon itu hasil dari konsekwensi serta sebuah perilaku yang tidak di ulang lagi maka pada suatu hari nanti perilaku itu dapat terulang lagi. Contohnya anak berusia 4 tahun sudah berhasil tidak ngompol. Tapi saat ia punya adik baru ia malah mengompol. Saat ia ngompol pertama ia di abaikan oleh orang tuanya, tapi pada saat punya adik baru ia ngompol dan di marah oleh orang tuanya maka ia akan ngompol kembali.
Menurut Skinner penguatan di bedakan
dalam 2 macam yaitu :
1. Penguat
positif : penguat yang memperkuat timbulnya respon.
2. Penguat
negatif : penguat yang mencegah timbulnya respon.
·
Glosarium
Teori Penguatan
Kognisi : akal
Afeksi : emosi/ perasaan
Konasi : perilaku
Extinction : menghapus /
menghilangkan
Conditioning : kebiasaan
Stimulus: rangsangan
Teori
Lapangan (The Field Theoretical Orientation)
Teori Lapangan memiliki 4 buah konsep yaitu Lapangan Kehidupan (segala sesuatu yang ada dan memiliki makna bagi individu atau kelompok), Tingkah Laku & Lokomosi (perubahan atau gerakan dalam lapangan kehidupan), Daya (menjelaskan terjadinya tingkah laku dalam lapangan kehidupan), Ketegangan (terjadi bila ada 2 daya positif yang mengarah pada tujuan berbeda atau adanya daya negatif dan daya positif yang mengarah pada satu tujuan).
Untuk aplikasi teori lapangan dalam kehidupan bersosial adalah Konflik dan Tingkah laku agresif. Konflik memiliki arti bahwa adanya sebuah percecokan atau perselisihan sedangkan tingkah laku agresif memiki arti di mana tingkah laku yang cenderung menyerang sesuatu yang di pandang sebagai hal yang mengecewakan atau menghalangi. Ada beberapa teori yang termasuk teori lapangan:
1. Teori
Hubungan Interpersonal ( teori ini mengatakan bahwa logikalah yang mengatur
tingkah laku seseorang terhadap orang lain tapi banyak mengandung kebenaran)
2. Teori
Kekuasaan Sosial (adanya saling mempengaruhi
antar anggota satu kelompok sehingga terjadi keseimbangan semu yakni tergantung
pengaruh sosial dari anggota yang berada dalam suatu kelompok. Sebagai contoh
seorang kepala suku mampu mengumpulkan masyarakatnya untuk mengambil gambar
dengan mahasiswa yang melaksanakan program turun lapangan)
3. Teori
Kerjasama dan Persaingan (Teori ini digunakan untuk menganalisis suatu kelompok kecil apabila
masing-masing anggota kelompok itu dapat menembus wilayah antar kelompok, dan
persaingan akan terjadi apabila masing-masing kelompok tidak berhasil menembus
wilayah antar kelompok. Sebagai contoh sekelompok mahasiswa yang mengunjungi
suku Badui untuk mengadakan komunikasi dan penelitian) Jadi
yang menjadi pokok bahasan teori lapangan ini bahwa Teori Lapangan ini di
dasarkan pada kesadaran seseorang di mana seseorang nantinya muncul dinamika
konflik serta tingkah laku agresif. Teori ini berarti bahwa perilaku seseorang
itu selalu berkaitan dengan karakteristik seseorang dengan situasi di mana
orang itu berada.Contohnya seseorang menjadi orang yang
agresif(sedikit-sedikit marah) walau hanya karena massalah sepele. Hal ini
terjadi karena ia tinggal di tengah lingkungan yang keras. Ia tinggal di dalam
lingkungan pasar yang identik dengan kehidupan yang keras dan di penuhi oleh
preman-preman. Hal ini menyebabkan ia menjadi orang yang sangat mudah sekali
emosi dan bisa jadi seorang yang keras kepala.
Orientasi
Teori Kognitif
1.
Teori kognitif (Krech & Crutchfiled)
Teori ini mengungkapkan bahwa tingkah laku manusia adalah aktif; dunia
sosial digambarkan sebagai lingkungan yang dipersepsikan oleh orang bersangkutan;
merupakan re-organisasi kognitif yang mencakup belajar, berpikir, pemecahan
masalah, lupa dan perubahan psikologik; dan adanya perubahan struktur kognitif
yang dipengaruhi oleh kapasitas biologi dari individu, prinsip-prinsip
organisasi, kondisi yang menghasilkan struktur asli, kebutuhan dan emosi. Sebagai contoh adalah
bagaimana proses
manusia berinteraksi aktif dilingkungan sosialnya.
2. Teori konsistensi kognitif (Heider, Newcomb,
Tannembaum, Festinger)
Teori konsistensi kognitif berpijak pada kognisi yang berupa pengetahuan
dan kesadaran yang tidak konsisten dengan kognisi-kognisi lain menimbulkan
kondisi yang tidak menyenangkan sehingga menimbulkan tingkah laku untuk
menyeimbangkan atau berusaha konsisten dengan kognisi.
Teori
Peran (Role Theory)
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak “menjadi” manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang bermacam-macam. Teori peran adalah perspektif dalam sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap sebagian besar kegiatan sehari-hari menjadi pemeran dalam kategori sosial (misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial adalah seperangkat hak, kewajiban, harapan, norma dan perilaku seseorang untuk menghadapi dan memenuhi. Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya.
Comments
Post a Comment