Teori Kepribadian Menurut Sigmund Freud
SIGMUND
FREUD
Bab I Tentang Sigmund Freud
1.1 Sigmund
Freud ( 1856-1939)
Sigmund
Freud lahir di Austria, dia anak pertama dari 8 bersaudara dan Freud memiliki 2
orang saudara tiri dari ayahnya. Walaupun dia hidup dengan banyak saudaranya, tetapi
Freud tetap menjadi anak kesayangan ibunya kerena kecerdasanya. Freud pernah
berkomentar bahwa pria yang menjadi favorit ibunya “ selalu menyimpan perasaan
sebagai penakhluk, memiliki rasa kepercayaan diri akan kesuksesan yang sering
kali menghasilkan kesuksesan yang nyata”. Pada awalnya Freud bercita-cita
menjadi seoranjg jendral besar atau pegawai pemerintahan, akibat adanya sikap
anti-semit Freud yang merupakan seorang
Yahudi kemudian beralih karir dibidang pengobatan.
Di
sekolah kedokteran Freud mendapatkan pendidikan yang kelak membentuk teori
kepribadian yang dikembangkanya di kemudian hari. Setelah lulus, Freud bekerja
dibidang neurologi dan ia melakukan riset perbandingan antara otak dewasa dan
otak janin, ia mengemukakan bahwa struktur awal akan selalu ada dan tidak akan
hilang. Karena alasan finansial, Freud menghentikan risetnya dan beralih ke
praktik pengobatan. Pada 1897 Freud mengalami depresi setelah kepergian
ayahnya, namun ia mengalihkan penderitaannya dengan aktivitas intelektualnya.
Freud mencari pengobatan lebih lanjut dengan memahami alam bawah sadarnya
sendiri “pemulihan ku hanya bisa muncul dengan menekuni bawah sadar, aku tidak
akan dapat mencapai hanya dengan upaya sadar semata.”
Pada
awalnya Freud mencoba berbagai teknik dalam
kerja terapeutiknya, termasuk hypnosis yang dipelajarinya dari psikiatris
Perancis terkenal yaitu Jean Charcot. Tapi Freud sadar bahwa tidak semua orang
dapat dihipnosis maka ia mengembangkan metode lainnya, dan sampai akhirnya dia
menemukan metode free association (asosiasi
bebas). Dalam teknik ini orang yang dianalisa membiarkan semua
pikirannya muncul tanpa pemalsuan apapun untuk mengungkapkan asosiasi
tersembunyi diantara ide-ide yang ada.
Bagi Freud metode ini bukan hanya perawatan tapi juga metode ilmiah.
Pada
tahun 1904, Freud menulis psychopathology of everyday life dan
pada 1905 mempublikasikan three essay on
the theory of sexuality. Pada karya terakhir Freud mempresentasikan
pandangan terhadap seksualitas pada masa kanak-kanak dan hubungan terhadap
sikap membangkang dan neurosis, hal ini menyebabkan Freud diejek dan dianggap
iblis dengan pikiran kotor atau cabul.
Meskipun
ada pertentangan, reputasi internasional Freud tetap tumbuh. Pemberian ceramah
di Amerika Serikat pada 1909 membuat Freud terkenal di Eropa, Freud menjadi
tenar dan pandangannya mulai diakui, ia pun mulai mendapatkan antrian pasien.
Akan tetapi Freud juga memiliki masalah pada tahun 1919. Freud kehilangan
tabungannya akibat perang dunia I. pada 1920, Freud kehilangan putrinya dan
mengalami ketakutan karena kedua putranya yang ikut dalam pertempuran dalam
perang. Dalam konteks ini Freud mengembangkan teori insting kematian ( death instinct ) yaitu keinginan untuk mati yang
berlawanan dengan insting hidup atau keinginan untuk bertahan hidup. Penyebaran
sikap anti-semit yang semakin meluas dan semakin kuatnya NAZI pada 1930’an
memperparah tekanan yang dialami Freud. Meskipun demikian Freud tetap
mengembangkan teorinya . Freud meninggal pada 25 september 1939 saat berusia 83
tahun. Freud diagungkan dan dianggap genius yang berani.
1.2 Pandangan
Freud tentang ilmu kepribadian
Pendidikan Freud dalam
bidang medis membuatnya amat menghargai hubungan antara teori dan riset serta
kebutuhan terhadap definisi konsep teoritis yang tajam. Menurutnya dalam tahap
awal sebuah ilmu pengetahuan, teorisasi spekulatif mungkin dibutuhkan. Terlepas
dari detail teorinya, kontribusi utama Freud adalah karakteristik alamiah
observasi ilmiahnya. Walaupun Freud memandang psikoanalisis sebagai bagian dari
ilmu psikologi, tapi sebagian besar riset awalnya dilaksanakan oleh tenaga
medis professional dalam setting terapi.
1.3 Pandangan
Freud tentang masyarakat
Psikoanalisis mengandung pandangan
tentang individu dan masyarakat dan bahkan filosofi kehidupan secarta utuh.
Inti pandangan psikoanalisis terhadap individu adalah bahwa manusia merupakan
sistem energi. Jika energi tersebut terbendung dari satu kanal ekspresi, maka
dia akan menemukan kanal lain biasanya di sepanjang jalur yang kurang
resistensinya. Tujuan dari semua perilaku adalah rasa nyaman (pleasure): yaitu penurunan ketegangan
atau pelepasan energi. Menurut Freud bahwa dibalik ide person (manusia) sebagai
sistem energi, terdapat ide bahwa manusia digerakan oleh dorongan seksual dan
agresif, atau insting.
Bagi Freud dorongan
seksual dan agresif tidak dipelajari dalam masyarakat karena merupakan ciri
alamiah manusia yang bersifat naluriah. Kebenaran dari semua yang ditolak
banyak orang adalah manusia bukanlah makhluk yang lembut, bersahabat, mengharapkan
cinta yang akan bertahan apabila diserang namun manusia juga memiliki hasrat
luar biasa untuk bersikap agresif sebagai bagian dari naluri mereka.
Bersama dengan dorongan
agresif tersebut, Freud menekankan dorongan seksual dan konflik antara ekspresi
seksualitas dan hambatan sosial. Energi yang seharusnya dilepaskan untuk
mengejar kesenangan seksual tapi kemudian terhambat karena desakan sosial.
Freud percaya bahwa seluruh rentan prokduktivitas kultural merupakan ekspresi
dari energi seksual dan agresif yang tertekan.
Bab II StrukturKepribadian
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki
tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan
tak-sadar (unconscious). Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model strktural
yang lain, yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti
struktur lama, tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam
fungsi atau tujuannya. Enam elemen pendukung struktur kepribadian itu adalah
sebagai berikut :
2.1 Sadar (conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal
yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja
dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk
kekesadaran (consciousness). Isi
daerah sadar itu merupakan hasil proses penyaringan yang diatur oleh stimulus
atau cue-eksternal. Isi-isi kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu yang
singkat di daerah conscious, dan
segera tertekan kedaerah perconscious atau unconscious, begitu orang memindah
perhatiannya ke weyang lain.
2.2 Prsasadar (preconscious)
Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran
yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan clanunconscious. Pengalaman
yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi
dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. Di sisi lain, isi-materi
daerah taksadar dapat muncul ke daerah prasadar. Kalau sensor sadar menangkap
bahaya yang bisa timbul akibat kemunculan materi tak sadar materi itu akan
ditekan kembali ke ketidaksadaran. Materi taksadar yang sudah berada di daerah
prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi,
lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.
2.3 Taksadar (unconscious)
Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan
menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus
Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu
adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives
yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa
anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi atau
materi ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus
dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat namun
tetap tidak disadari.
2.4 The Id
DAS
ES
( Id ) = aspek biologis
Merupakan
dunia batin (khayalan) atau subyektif manusia dan tidak mempunyai hubungan
dengan dunia objektif. Das es
berisikan hal” yang dibawa sejak lahir(unsur biologis).Das
es
merupakan energi psikis yang menggerakkan das
ich dan das ueber ich. Energi psikis
dalam das es dapat meningkat karena ada perangsang. Semakin energi itu
meningkat, maka akan menghasilkan sesuatu yang tidak mengenakkan dan tegangan
yang tidak dapat dibiarkan oleh das es maka dari itu das es akan mengurangi
energi itu untuk menghilangkan rasa tidak enak tersebut.
2 cara
menghilangkan ketidakenakkan tersebut :
1)
Refleks dan reaksi” otomatis (bersin,
berkedip, dll)
2)
Proses primer ( contoh orang lapar
membayangkan makanan)
Jadi intinya das es berfungsi sebagai penghindar diri dari ketidakenakkan dan
pencari nikmat.
2.5 The Ego
DAS
ICH
( ego) = aspek psikologis
Merupakan dunia
kenyataan(objektif). Perbedaan das es
dengan das ich :
Contoh
:orang yang sedang lapar
Das es
: hanya membayangkan makanan supaya tidak lapar lagi
Das ich
: berfikir dimana ia bisa mendapatkan makanan, lalu pergi ketempat tersebut.
Disinilah letak
perbedaannya, kalau das es hanya
mengenal dunia batin tapi kalau das ich
mengenal dunia nyata.
Das ich
juga dikenal sebagai aspek eksekutif kepribadian karena das ich:
mengontrol jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan yang dipenuhi sesuaidenganprioritaskebutuhanserta
cara memenuhinya;
dan memilih objek yang dapat memenuhinyasesuaidengantersedianyapeluang yang resikonya minimal
(untuk melakukannya, das ich harus
mempersatukan pertentangan antara das es
dan das ueber ich).
Das
ich
adalah perantara antara das es dan das ueber ich.
2.6 The Superego
DAS
UEBER ICH ( superego) = aspek sosiologi
Berkembang dari ego untuk berperan
sebagai penunjuk moral kepribadian.
Dikelompokkan
menjadi 2 :
1)
Conscience : menghukum perilaku yang
salah
2)
Ego ideal : menghadiahi perilaku yang
benar
Tujuan
: membedakan mana yang benar/salah, baik/tidak, pantas/tidak dan dengan
demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.Fungsi pokok
dalam ketiga aspek tersebut (aspek biologis, psikis, dan sosiologis) :
1)
Merintangi impuls” das es, terutama impuls seksual dan agresif yang pernyataannya
sangat ditentang oleh masyarakat.
2)
Mendorong das ich untuk lebih mengejar hal yang moralitas daripada yang
realitas.
3)
Mengejar kesempurnaan.
Sama
seperti das es, das ueber ich tidak berhubungan dengan dunia luar, tidak memiliki
pengetahuan mengenai dunia realistis.Superego adalah kekuatan moral dan etik
dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik sebagai lawan dari
prinsip kepuasan id dan prinsip realistik dari ego.
Bab III Dinamika
Kepribadian
Freud menganggap
organisme manusia sebagai suatu kompleks sistem energi. Berdasarkan
pemikirannya, Freud berpendapat bahwa energi psikis dapat dipindahkan ke energi
fisiologis dan sebaliknya.
Jembatan
antara energi tubuh dengan kepribadianadalahdas
es
dengan
insting-instingnya.
3.1 Insting
Sebagai Energi Psikis
Sumber perangsang somatis dalam
yang dibawa sejak lahir. Suatu insting adalah sejumlah energi psikis, kumpulan”
dari semua insting merupakan keseluruhan daripada energi psikis yang digunakan
oleh kepribadian.Suatu insting mempunyai 4 macam sifat :
1.
Sumber insting : kondisi jasmaniah atau
kebutuhan
2.
Tujuan insting : berkaitan dengan sumber
insting, yakni kembali memperoleh keseimbangandenganmenghilangkanrangsanganjasmaniah,
misalnya dengan mencukupi
kekurangan nutrisi.
3.
Obyek insting : segala sesuatu/aktivitas yang menjembatani
antara kebutuhanataukeinginan
yang timbul dengan pemenuhannya.
4.
Daya dorong insting :
kekuatan/intensitas keinginan
yang
berbeda-beda setiap waktu.
Jenis-jenis
insting
1.
Insting hidup
Insting hidup disebut juga eros adalah
dorongan yang menjamin survival dan reproduksi, seperti lapar, haus, dan seks.Energi yang dipakai oleh insting hidup
ini disebut libido. Menurut Freud insting hidup yang terpenting adalah insting
seks. Tujuan utama dari insting seks - adalah mereduksi tegangan seks- tidak dapat diubah,
namun cara bagaimana tujuan itu dicapai dapat berubah/bervariasi.sebenarnya
insting seksual bukan hanya 1 insting saja, melainkan sekumpulan insting karena
ada bermacam-macam
kebutuhan jasmaniah yang menimbulkan keinginan erotis.
2.
Insting mati
Insting matiatauinstingdestruktif disebut juga
(Thanatos) bekerja secara sembunyi-sembunyi dibanding insting hidup. Freud
berpendapatbahwatiap orang mempunyaikeinginan yang tidakdisadarinyauntukmati.
3.2 Distribusi
dan penggunaan energi psikis
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan serta digunakan oleh
id, ego dan superego. Oleh karena jumlah atau banyakany aenergi itu terbatas,
maka akan terjadi semacam persaingan di
antara ketiga aspek itu dalam mempergunakan energi tersebut: kalau suatu aspek banyak mempergunakan energi
(menjadi kuat), maka kedua aspek yang lain harus (dengan sendirinya) menjadi lemah.
3.3 Kecemasan
Kecemasan adalah variabel penting dari
hampir semua teori kepribadianyaitureaksi
individu terhadap ancaman ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum
dihadapinya. Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian
kehidupan yang tak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika
kepribadian yang utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan
individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan
reaksi adaptif yang sesuai.
Ada 3 macam kecemasan menurut Freud :
1.
Kecemasan realistis
Kecemasan
yang paling pokok adalah kecemasan
realistis atau takut akan bahaya dari dunia luar. Kedua kecemasan lainnya
berasal dari kecemasan realistis ini.
2.
Kecemasan neurotis
Adalah
kecemasan jika
insting tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan orang berbuat sesuatu yang
dapat dihukum.
3.
Kecemasan moral
Orang yang das ueber ichnya berkembang baik
cenderung akan merasa berdosa apabila melakukan sesuatu yang melanggar norma.
Kecemasan moral mempunyai dasar dalam realitas, karena dimasa lampau orang
telah mendapat hukuman sebbagai akibat dari perbuatan yang melanggar hukum.
Fungsi kecemasan adalah
memperingatkan orang akan datangnya bahaya, sebagai isyarat bagi das ich, bahwa apabila tidak dilakukan
tindakan-tindakan
yang tepat,
bahaya itu akan meningkat sampai das es
dikalahkan.
Bab IVPerkembanganKepribadian
Kepribadian berkembang dalam hubungan
dengan 4 macam sumber tegangan pokok yaitu :
1.
Proses pertumbuhan fisiologis
2.
Frustasi
3.
Konflik
4.
Ancaman
Sebagai akibat dari
meningkatnya tegangan karena ke 4 sumber itu, maka orang terpaksa harus belajar
cara yang baru untuk mereduksikan tegangan. Belajar mempergunakan cara-carabaru dalam menghilangkan tegangan
inilah yang disebut perkembangan kepribadian.
Cara yang digunakan
dalam menghadapi sumber tegangan tersebut adalah :
4.1 Identifikasi
Identifikasiadalahmetodepereduksiantegangandengancarabertingkahlakusepertitingkahlaku
orang lain dancaratersebutmenjadibagiandaripadakepribadiannya.Orang yang ditiruadalah orang yang
dianggaplebihberhasilmemuaskanhasratnyadibandingdirinya.Dalam proses
ini,
banyak
terjadi kegagalan. Maka dari itu orang akan membuktikan/mengetes perilaku yang
ditiru dari orang lain terlebih dahulu
apakah dapat membantu mengurangi tegangan.
Dalamidentifikasi,
ada yang disebutdenganintoyeksi.Introyeksiadalah proses pengembangan superego
denganmengadopsinilai-nilaidariluar (orang tuaataujugabintang film
bagiadolesen)
Mekanisme pertahanan identifikasi
umumnya dipakai untuk tiga macam tujuan yaitu:
1.
Identifikasi merupakan cara orang dapat
memperoleh kembali sesuatu(obyek) yang telah hilang.Contoh: Anak yang merasa
ditolak orang tuanya itu dengan harapan dapat memperoleh penerimaan orang
tuanya
2.
Identifikasi dipakai untuk mengatasi
rasa takut. Contoh: Anak
mengidentifikasi larangan-larangan orangtuanya agar terhindar dari hukuman.
3.
Melalui identifikasi orang memperoleh
informasi baru dengan mencocokkan khayalan mental dengan kenyataan. Berarti
orang menghemat waktu dan energi
dengan mengambil tingkah laku, sikap, dan gaya orang lainyang telah terbukti
berguna.
4.2 Pemindahanobjek/reaksi kompromi (displacement/ reaction compromise)
Objek kateksis asli yang dipilih oleh insting
tidak dapat dicapai karena ada rintangan dari luar (sosial, alami)atau dari
dalam (antikateksis), insting itu direpres kembali ke ketidaksadaran atau ego
menawarkan kateksis baru yang berarti pemindahan energi dari objek satu ke objek yang
lain, sampai ditemukan objek yang dapat mereduksi tegangan. Sumber dari tujuan
dari insting selalu tetap, objeknya yang berubah-ubah melalui displacement.
Dua
faktor yang mempengaruhi arah pemindahan objek :
a. Kemiripan
objek pengganti terhadap objek aslinya.
b. Sanksi-sanksi dan larangan-larangan masyarakat.
Proses mengganti objek kateksis untuk
meredakan ketegangan adalah hubungan antara tuntutan insting id dan realitas
ego, sehingga disebut reaksi kompromi. Ada 3 macam reaksi kompromi yaitu
sublimasi, subtitusi dam kompensasi.
1.
Sublimasi adalah kompromi yang memindahkandorongan yang tidakdapatditerimadengan yang
diterimasecarasosial. Misalnya anak menghisap permen sebagai
sublimasi kenikmatan menghisap ibu jari.
2.
Subtitusi adalah pemindahan dimana kepuasan yang
diperoleh masih mirip dengan kepuasan aslinya. Misalnya remaja yang cemas untuk
menyalurkan dorongan seksnya, menggantinya dengan membaca buku tentang seks.
3.
Kompensasi adalah kompromi dengan mengganti
insting yang harus dipuaskan. Gagal memuaskan insting yang satu digantin dengan
memberi kepuasan insting lain. Misalnya pelajar yang cacat merasa terhambat
implus sosialnya berusaha belajar tekun untuk menjadi anak yang terpandai
dikelas yang berarti memuaskan implus berkuasa.
4.3 Mekanisme
pertahanan
Mekanisme
pertahanan ego adalahcara-cara
yang ekstremuntukmelindungi individu dari kecemasan yang
berlebihandenganmenghilangkanataumereduksitegangan.
Bagi Freud mekanisme pertahanan adalah strategi yang dipakai individu untuk
bertahan melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan superego.
Mekanisme pertahanan mempunyai tiga
persamaan ciri:
1.
Mekanisme pertahanan itu beroperasi pada
tingkat tak sadar.
2.
Mekanisme pertahanan selalu menolak,
memalsu, atau memutar-balikkan kenyataan.
3.
Mekanisme pertahanan itu mengubah
persepsi nyata seseorang, sehingga kecemasan menjadi kurang mengancam.
Mekanisme pertahanan yang paling banyak
dipakai dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
Represi
(Repression)
Represi adalah proses ego memakai
kekuatan anticathexes untuk menekan
segala sesuatu yang dapat menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran. Represi
bisa sangat kuat, menekan menuju ketidaksadaran menjadi kompleks tertekan.
Namun jika ego tidak dapat menekan
implus kompleks, implus mencari jalan keluar melalui antikateksis yang
berlawanan, atau muncul dalam displacement. Displacement itu sembunyi dalam
bentuk sublimasi, subtitusi, kompensasi. Dinamika campuran antara represi dan
pemindahan, sebagai berikut:
A.
Represi + displacement: gadis yang takut
mengekspresikan kemarahannya kepada kedua orang tuanya menjadi memberontak
kepada gurunya.
B.
Represi + symptom histerik: pilot
menjadi buta walaupun secara fisik matanya sehat, sesudah pesawat yang
dikemudikannya jatuh.
C.
Represi + psychological disorder: wanita
yang mengalami migrain setiap menahan marah memilih menuruti orang lain untuk
mengikuti kemauannya sendiri agar tidak perlu timbul rasa marah yang harus
ditekan.
D.
Represi + fobia: pria yang takut dengan
barang berbahan karet. Semasa kecilnya pria tersebut pernah dihukum oleh
ayahnya karena meletuskan balon hadiah milih adiknya.
E.
Represi
+ nomadisme: orang yang suka berpindah tempat, sebagai usaha melarikan
diri dari suasana frustasi.
Fiksasi
dan regresi (fixation and regression)
Fiksasi adalah terhentinya
perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu karena perkembangan
lanjutannya sangat sulit sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan yang
terlalu kuat. Kecemasan dan frustasi untuk mandiri secara financial, membuat
remaja / dewasa yang hidup bersama orang tuanya mengalami fiksasi, tergantung secara
berlebihan.
Perkembangan kepribadian yang normal
berarti terus bergerak maju. Munculnya dorongan yang menimbulkan kecemasan akan
direspon dengan regresi. Orang yang puas berada di tahap perkembangan tertentu,
tidak mau progress disebut fiksasi. Progresi yang gagal membuat orang menarik
diri atau regresi.Regresiadalahmencari
keamanan dari masa perkembangan yang lebihawaldalam menghadapi stress.
Pembentukan
reaksi (reaction formation)
Tindakan defensif dengan cara mengganti
impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan
kebalikannya dalam kesadaran, misalnya benci diganti cinta, rasa bermusuhan
diganti dengan persahabatan. Terkadang pembentukan reaksi berhasil memuaskan
impuls asli yang dilindungi. Misalnya istri yang membenci suaminya menunjukan
rasa cinta kepada anak secara berlebihan.
Pembalikan
(reversal)
Mengubah status ego dari aktif menjadi
pasif, mengubah keinginan perasaan dan impuls yang menimbulkan kecemasan menjadi
kearah diri sendiri, atau seperti reaksi formasi dengan objek yang spesifik.
Misalnya bencikepadaibu
yang
pilih kasih, dibalik menjadi benci kepada diri sendiri, atau dibalik menjadi
perasaan cinta kepada ibu.
Projeksi
(projection)
Projeksi adalah mekanisme mengubah
kecemasan neurotik/moral menjadi kecemasan realistic, dengan cara melemparkan
impuls internal yang mengancam dipindahkan ke objek luar, sehingga seolah-olah
ancaman itu terprojeksi dari objek eksternal kepada diri orang itu sendiri.
Pengubahan ini mudah dilakukan karena sumber asli kecemasan neurotic itu adalah
ketakutan terhadap hukuman dari luar.
Reaksi
agresi (aggressive reactions)
Ego
memanfaatkan drive agresifuntukmenyerangobyek yang menimbulkanfrustasi.
Ada lima macam reaksi agresi:
1.
Agresi primitive: remaja yang cintanya
ditolak, menyerang atau menghina penolaknya itu.
2.
Scapegoating: membanting piring karena
marah kepada istri.
3.
Free-floating-anger: sasaran marah yang
tidak jelas.
4.
Suicide: rasa marah kepada diri sendiri
sampai merusak diri.
5.
Turning around upon the self: (gabungan
antara agresi+pemindahan) memindah agresi kepada diri sendiri, biasanya menjadi
perasaan berdosa atau depresi.
Intelektualisasi
(intelektualization)
Ego menggunakan logika rasional untuk
menerima kateksis obyek sebagai realitas yang cocok dengan impuls asli.
Mengatasi frustasi dengan memutarbalikan realitas atau untuk mempertahankan
harga diri.
1.
Rasionalisasi: menerima, puas dengan
objek aktesis dengan mengembangkan asalan rasional yang menyimpang fakta. Ada 2
macam rasionalisasi”
a. Sour-grape
rationalization: menganggap kateksis objek yang tidak dapat dicapai sebagai
sesuatu yang jelek: mobil yang canggih perawatannya sulit.
b. Sweet-lemon
rationalization: menganggap kateksis objek yang dapat diperoleh sebagai yang terbaik:
mobil murah lebih praktis.
2.
Isolasi (isolation): mempertentangkan
antara komponen afektif dengan kognitif, dimana dorongan insting (yg tidak dapat diterima ego)
bertahan di kesadaran, tetapi tanpa perasaan senang.
3.
Undoing: kecemasan akibat kegiatan negatif,
ditutupi dengan perbuatan positif penebus dosa dalam bentuk “tingkahlaku
ritual”
4.
Denial: menolak kenyataan, menolak
presepsi realistik
yang tidak menyenangkan dengan menghilangkan presepsi itu dengan fantasi atau halusinasi.
Penolakan
(escaping-avoiding)
Melarikan diri/menghindar secara fisik
agar emosi yang tidak menyenangkan tidak timbul. Misalnya anak takut hantu,
pindah tidur bersama ibunya. Orang bisa menghindari ancaman dengan menarik dirimenjadi petapa, atau disebut sebagaimekanisme ascetism.
Pengingkaran
(negation)
Impuls yang direpres diekspresikan dalam
bentuk negative, semacam denial terhadap impuls, impuls menimbulkan ancaman
oleh ego diingkari dengan memikirkan hal itu tidak ada.
Penahanan
diri
(ego restriction)
Menolak usaha berprestasi, dengan
menganggap situasi melibatkan usaha itu tidak ada, karena cemas kalau hasilnya
bururk. Mempertahankan self-esteem dengan menolak aktifitas yang dapat
dibandingkan hasilnya dengan hasil orang lain, memilih sebagai pengamat.
4.4 Fase-FasePerkembangan
Freud membagi perkembangan kepribadian
menjadi tiga tahap, yakni tahap
infantile (0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12
tahun). Tahap infantile yang paling menentukan dalam membentuk kepribadian,
terbagi menjadi tiga fase, yakni fase oral, fase anal, dan fase falis.
Perkembangan kepribadian ditentukan terutama oleh perkembangan insting seks, yg
terikat dengan perkembangan biologis, sehingga tahap ini disebut juga tahap
seksual infantile. Pada tahap laten, impuls seksual mengalami represi,
perhatian anak banyak tercurah pada pengembangan kognitif. Baru sesudah itu
secara biologis terjadi perkembangan pubertas yang membangunkan impuls seksual
dari represi untuk berkembang mencapai kemasakan.
Menurut
Freud, kemunculan setiap tahapan psikoseksual dan sebagian bentuk perilaku yang
terjadi di setiap tahapan dikendalikan oleh faktor-faktor genetik atau
kematangan sedangkan isi tahapan-tahapan tersebut berbeda-beda bergantung pada
kultur tempat terjadinya perkembangan. Freud berpendapat bahwa dalam
perkembangan manusia terdapat dua hal pokok yaitu: (1) bahwa tahun-tahun awal
kehidupan memegang peranan penting bagi pembentukan kepribadian; dan (2) bahwa
perkembangan manusia meliputi tahap-tahap psikoseksual:
Fase
oral
(usia 0-1 tahun)
Mulut merupakan daerah pokok aktivitas
dinamik atau daerah kepuasan seksual. Makan/minum menjadi sumber kenikmatannya.
Tingkah laku menggigit mengunyah dipandang sebagai prototip dari bermacam sifat
pada masa yang akan datang. Kepuasan yang berlebihan dalam masa oral akan
membentuk oral incorporation personality pada masa dewasa, yakni orang menjadi
senang mengumpulkan pengetahuan atau harta benda atau gampang ditipu. Oral
aggression personality ditandai oleh kesenangan berdebat dan sikap sarkastik,
bersumber dari sikap protes bayi (menggigit) dalam proses ibu menyusui.
Tahap ini secara khusus ditandai oleh
perasaan ketergantungan,mendapat perlindungan dari orang lain, khususnya ibu.
Perasaan tergantung ini pada tingkat tertentu tetap ada dalam diri setiap
orang, muncul kapan saja ketika orang merasa cemas dan tidak aman pada masa
yang akan datang.
Fase
anal
(usia 1-2/3 tahun)
Pada fase ini dubur merupakan daerah
pokok aktivitas dinamik. Sepanjang masa anal latihan defakasi (toilet training)
memaksa anak untuk belajar menunda kepuasan bebas dari tegangan anal. Freud
yakin toilet training adalah bentuk mula dalam belajar memuaskan id dan
superego sekaligus, kebutuhan id dalam bentuk kenikmatan sesudah defaksi dan kebutuhan
superego dalam bentuk hambatan sosial untuk mengontrol kebutuhan defaksi. Semua
bentuk kontrol diri (self control) dan penguasaan diri (self mastery) berasal
dari fase anal. Dampak toilet training terhadap kepribadian dimasa depan
bergantung kepada sikap dan metode orang tua dalam melatih.
Fase
falis (phallic) (usia 2/3-5/6 tahun)
Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah
erogen terpenting. Masturbasi menimbulkan kenikmatan yang besar. Perkembangan
terpenting dalam fase ini adalah timbulnya Oedipus Complex, yang diikuti
fenomena castration anxiety (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan).
Oedipus kompleks adalah kateksis obyek
seksual kepada orang tua yang berlawan jenis serta permusuhan terhadap orang
tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya;
sebaliknya anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya.
Pada anak laki-laki, persaingan dengan
ayah berakibat anak cemas kalau ayah memakai kekuasaannya untuk memenangkan
persaingan merebut ibunya. Dia cemas penisnya akan dipotong oleh ayahnya.
Gejala ini disebut dikebiri atau castration anxiety.
Kecemasan inilah yg mendorong laki-laki
mengidentifikasi diri dengan ayahnya. Identifikasi ini memiliki manfaat:
1.
Anak secara tidak langsung memperoleh
kepuasan impuls seksual kepada ibunya, seperti kepuasan ayahnya.
2.
Perasaan erotic kepada ibu (yang
berbahaya) diubah menjadi sikap penurut dan sayang kepada ibu.
3.
Pada laki-laki superego adalah warisan
dari oediplus complex.
4.
Identifikasi menjadi ritual akhir dari
Oedipus kompleks yang sesudah itu ditekan ke ketidaksadaran.
Pada anak perempuan, rasa sayang ibu
segera berubah menjadi kecewa dan benci sesudah mengetahui kelaminnya berbeda
dengan anak laki-laki. Ibunya dianggap bertanggung jawab terhadap kasatri
kelaminnya, sehingga anak perempuan itu mentransfer cintanya kepada ayahnya
yang memiliki organ berharga. Tetapi perasaan cinta itu bercampur dengan
perasaan penis envy baik kepada ayah maupun laki-laki secara umum. Tidak
seperti laki-laki, oidipus kompleks pada wanita tidak di repress., cinta kepada
ayah teta p menetap walaupun mengalami modifikasi.
Freud mengasumsikan bahwa setiap orang
lahir biseksual (memiliki hormone seks pria dan wanita), memiliki ketertarikan
kepada sejenis atau berlainan. Kecenderungan maskulin dominan pada laki-laki,
dan feminim pada wanita. Sehingga umumnya orang mengidentifikasi diri dengan
jenis seks yg sama dengan dirinya dan memilih seks lain sebagai partner.
Fase
laten (5/6-12/13 tahun)
Fase laten lebih sebagai fenomena biologis,
alih-alih bagian dari psikoseksual. Pada fase ini anak mengembangkan kemampuan
sublimasi, yakni mengganti libido dengan kepuasan nonseksual, khususnya bidang
intelektual, atletik, keterampilan dan hubungan teman sebaya. Juga ditandai
dengan percepatan pembentukan superego. Anak menjadi lebih mudah mempelajari
sesuatu dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudah (masa pubertas).
Fase
genital (usia 12/13- dewasa)
Fase ini dimulai dengan perubahan
biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. System endokrin memproduksi hormone
yg memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara, rambut dll) dan
pertumbuhan tanda seksual primer.
Fase genital berlanjut sampai orang
tutup usia, dimana puncak perkembangan seksual dicapai ketika orang dewasa
mengalami kemasakan kepribadian. Ditandai dengan kemasakan tanggung jawab
seksual sekaligus tanggung jawab hubungan sosial.
Berikut gambaran tingkahlaku dewasa yang
masak, ditinjau dinamika freud:
1.
Menunda kepuasan: dilakukan karena obyek
pemuas yang belum tersedia, tetapi lebih sebagai upaya memperoleh tingkat kepuasan
yang lebih besar dimasa yang akan datang,
2.
Tanggung jawab: control tingkah laku
dilakukan oleh superego berlangsung efektif tidak lagi harus mendapat bantuan
control dari lingkungan.
3.
Pemindahan: mengganti kepuasan seksual
menjadi kepuasan dalam bidang seni, budaya dan keindahan.
4.
Identifikasi: memiliki tujuan kelompok,
terlibat dalam organisasi sosial, politik, dan kehidupan sosial yg harmonis.
Bab V Aplikasi
Psikopatologi
Psikoanalisis memahami psikopatologi
sebagai masalah perkembangan, akibat gangguan semasa melewati tahap
psikoseksual. Orang dewasa yang fondasi kepribadiannya lemah bisa menjadi
mengalami psikopatologi.
Berikut dinamika jiwa menurut psikoanalisis pada jenis
psikopatologi:
1.
Hysteria. Disebut juga conversion
disorder: kelumpuhan tanpa sebab fisik, menurut psikoanalisis ini akibat
adanya transformasi dari konflik psikis menjadi malfungsi fisik.
2.
Fobia: ketakutan yg sangat dan tidak
pada tempatnya, dampak dari kecemasan yg dialihkan bisa kecemasan yg berkaitan
dengan impuls seksual atau kecemasan akibat traumatic.
3.
Obsesi-kompulsi, mempunyai tema sangat
bervariasi. Tema kebersihan, penyakit, kekejaman, dilator belakangi oleh
konflik seksual pada fase anal.
4.
Depresi: perasaan tidak mampu, tidak
kompeten, hilangnya harga diri, dan merasa bertanggung jawab terhadap semua
kejadian buruk. Menurut freud, akar masalahnya adalah kehilangan cinta pada
Oedipus complex yg membuat orang marah pada diri sendiri, karena kehilangan
cinta dari orang tua, teman bahkan Negara.
5.
Ketagihan obat/alcohol: freud menganggap
adiksi dilatarbelakangi oleh insting mati. Orang menjadi bebas memperoleh apa
yg diinginkannya. Ada juga yg menganalisis botol minum sebagai repretasi dari
buah dada ibu pada fase oral.
Aplikasi psikoanalisis yg terpenting
adalah psikoterapi. Karena pada dasarnya freud mengembangkan teori
psikoanalisisnya dari praktek psikoterapi yg dilakukannya. Psikoterapi
tradisional sangat memakan waktu, biasanya pertemuan teraputik dilakukan 4/5
kali seminggu (1-2 jam) selama2 sampai 3 tahun.
Tujuan
Bertujuan memperkuat ego sehingga mampu
mengontrol impuls insting, dan memperbesar kapasitas individu untuk mencintai
dan berkarya. Belajar bagaimana memsublimasi impuls agresi dan impuls seksual,
belajaar bagaimana mengerahkan keinginan dan bukan malah diarahkan oleh
keinginan.
Tehnik
yg dipakai
1.
Asosiasi bebas:
Klien
selama sesi terapi mengatakan apa saja yg terlintas dalam fikirannya. Dari
ungkapan kesadaran tanpa sensor ini terapis mencoba memahami masalah kliennya.
Ada 3 asumsi yg mendasar, 1) apa yg dilakukan dan dikatakan sekarang, mempunyai
makna yg berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya dimasa lalu, 2) materi
tak sadar berpengaruh penting terhadap tingkah laku, 3) materi tak sadar dapat
dibawa ke kesadaran dengan mendorong ekspresi bebas setiap muncul dalam
fikiran. Menurut freud walaupun klien berusaha menyembunyikan atau menghalangi,
suatu ketika terbentuk rantai asosiasi dan membuat terapis memahami konflik
itu.
2.
Analisis mimpi:
Mimpi
adalah ungkapan isi tak sadar karena turunnya control kesadaran itu.
3.
Freudian slip:
Meliputi
salah ucap, salah membaca,salah dengar dll. Menurut freud itu bukan kebetulan
tetapi terpengaruhi oleh insting ketidaksadaran.
4.
Interpretasi:
Mengenalkan
pada klien makna yg tidak disadarinya dari fikiran, perasaan dan keinginannya.
5.
Analisis resistensi:
Adalah
mekanisme pertahanan klien, dan analisis akan mengungkapkan unsure yg penting
dari masalah yg ingin disembunyika klien.
6.
Trancference:
Pengungkapan
isi ketidaksadaran yg tersimpan sejak anak-anak, dengan memakai terapis sebagai
medianya.
7.
Working through:
Terus menerus
menginterpretasi dan mengidentifikasi masalah klien, mengulang resistensi dan
transferensi pada seluruh aspek pegalaman kejiwaan.
Psikosomatis
Psikosomatis adalah patologi organic yg
diawali atau kemudian gejalanya diperberat oleh stimulasi lingkungan
nonpatologik. Psikooanalisis mengungkap akar masalah psikis yg melatarbelakangi
penyakit itu, dan membantu pengobatan dengan psikoterapi agar kesembuhan menjadi
permanen.
Pengasuhan
anak
Perhatian terhadap pertumbuhan anak
sampai usia balita, secara langsung atau tidak langsung merupaka sumbangan
penting psikoanalisis. Konsep seksual infantil dan Oedipus kompleks memang
banyak mendapat kritikan. Paling tidak psikoanalisis mendorong orang tua untuk
menghindari kemungkinan terjadi frustasi pada bayinya. Jangan ada frustasi,
jangan ada konflik, agar terhindar dari patologi psikis.
Sumber
Alwisol, PsikologiKepribadianEdisiRevisi, UMM Press,
Malang, 2014.
Suryabrata, Sumadi, PsikologiKepribadian, RajawaliPers,
Jakarta, 2013.
Pervin, Lawrence A., Cervone, D., John, O.P,
PsikologiKepribadian, TeoridanPenelitianEdisiKesembilan, Kencana, Jakarta,
2015.
Comments
Post a Comment