Teori Kepribadian Menurut Abraham Maslow
Latar Belakang Abraham Maslow
Abraham
Maslow adalah tokoh psikologi humanistik yang amat terkenal dengan bukunya
mazhab ke tiga yang banyak mengupas tentang manusia. Maslow termasuk psikolog
profesional yang banyak berorientasi pada aliran behavioris meskipun tidak bisa
meninggalkan aliran Freud dan Gestalt. Dalam melihat tingkah laku manusia,
banyak membahas tentang berbagai hal yang terkait dengan kebutuhan dasar.
Kebutuhan dasar tersebut tidak hanya sebagai kebutuhan material, motive) namun
juga bersifat spiritual. Kebutuhan manusia dimotivasi oleh dua dorongan yakni
motif kemunduran (deficiency motivation) dan motif perkembangan (growth
motivation). Orang yang tidak memiliki kesehatan mental yang baik akan
mudah terpuaskan kebutuhan dasarnya tersebut, dan orang yang memiliki penyakit
mental akan sulit untuk puas terhadap kebutuhan dasar, bahkan akan merasa
kurang terus menerus.
Menurut aliran humanistik, manusia sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat, selalu bergerak ke arah pengungkapan potensi yang dimiliki apabila lingkungan memungkinkan. Merupakan suatu gerakan yang berakar pada eksistensialisme (setiap individu memiliki kekuatan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib/wujud keberadaan serta bertanggungjawab atas pilihan dan keberadaannya).
A. Pengaruh aliran eksistensialisme terhadap humanistik
Menurut aliran humanistik, manusia sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat, selalu bergerak ke arah pengungkapan potensi yang dimiliki apabila lingkungan memungkinkan. Merupakan suatu gerakan yang berakar pada eksistensialisme (setiap individu memiliki kekuatan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib/wujud keberadaan serta bertanggungjawab atas pilihan dan keberadaannya).
A. Pengaruh aliran eksistensialisme terhadap humanistik
1. Individu adalah penentu tingkah laku dan pengalamannya sendiri (individu adalah agen yang sadar, bebas memilih atau menentukan setiap tindakannya untuk menjadi makhluk bebas dan bertanggungjawab)
2. becomung, manusia tidak pernah diam, selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya, hal ini akan terjadi jika lingkungan memungkinkan
3. Perspektif fenomenologis, pengalaman subyektif sebagai fenomena yang utama, menekankan tentang kesadaran manusia, perasaan subyketif dan pengalaman personal yang berkaitan dengan individu ketika dalam berinteraksi dengan dunia sosialnya.
B. Ajaran
Dasarnya
1. Individu sebagai keseluruhan yang integral. Prinsip holistik, motivasi mempengaruhi
1. Individu sebagai keseluruhan yang integral. Prinsip holistik, motivasi mempengaruhi
individu secara keseluruhan, bukan bagian, tidak ada kebutuhan
perut atau mulut yang
ada adalah kebutuhan individu
2. ketidakrelevanan penyelidikan dengan menggunakan hewan sebagai percobaannya.
2. ketidakrelevanan penyelidikan dengan menggunakan hewan sebagai percobaannya.
Akan mengaburkan nilai kemanusiaan. Hanya manusia yang
pantas dijadikan subyek
pemahaman tingkah laku
3. Pembawaan baik manusia, kejahatan karena hasil lingkungan bukan merupakan pembawaan
4. Manusia memiliki potensi untuk kreatif asal kingkungan mendukung.
5. Menekankan pada kesehatan psikologis
C. Kebutuhan Dasar manusia
Prinsip dari pemenuhan kebutuhan adalah mencapai homoestatis yakni keseimbangan. Ada dua daerah kutub atas dan kutub bawah. Daerah kutub atas dinamakan Being Needs dan daerah kutub bawah Defisit Needs. Daerah kutub atas merupakan titik puncak tercapainya self aatualization sedang yang Difisit needs merupakan kebutuhan yang mendasar (physiological needs, safety needs, belonging needs dan esteem needs). Sedang B needs merupakan motivasi pertumbuhan (kebutuhan untuk ada).
Kebutuhan manusia tersusun sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisologis (faali/ physiological needs),
Adalah kebutuhan terkait dengan kelangsungan hidup manusia, kebutuhan yang pemuasannya tidak mungkin ditunda. Kebutuhan dasar biologis ini antara lain adalah makan, minum, istirahat, bernafas, keseimbangan temperatur, seks dan stimulasi sensorik. Kebutuhan ini akan mendesak dalam pemuasannya dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Manusia tidak beralih kepada kebuthan lain sebelum kebutuhan ini terpenuhi. Misalnya seseorang yang lapar, ia bisa melakukan kegiatan apapun untuk memenuhi dorongan perutnya bahkan mungkin perbuatan yang tidak normative. Orang yang tidak sehat mentalnya pemenuha kebutuhan ini tidak pernah merasakan kepuasan.
3. Pembawaan baik manusia, kejahatan karena hasil lingkungan bukan merupakan pembawaan
4. Manusia memiliki potensi untuk kreatif asal kingkungan mendukung.
5. Menekankan pada kesehatan psikologis
C. Kebutuhan Dasar manusia
Prinsip dari pemenuhan kebutuhan adalah mencapai homoestatis yakni keseimbangan. Ada dua daerah kutub atas dan kutub bawah. Daerah kutub atas dinamakan Being Needs dan daerah kutub bawah Defisit Needs. Daerah kutub atas merupakan titik puncak tercapainya self aatualization sedang yang Difisit needs merupakan kebutuhan yang mendasar (physiological needs, safety needs, belonging needs dan esteem needs). Sedang B needs merupakan motivasi pertumbuhan (kebutuhan untuk ada).
Kebutuhan manusia tersusun sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisologis (faali/ physiological needs),
Adalah kebutuhan terkait dengan kelangsungan hidup manusia, kebutuhan yang pemuasannya tidak mungkin ditunda. Kebutuhan dasar biologis ini antara lain adalah makan, minum, istirahat, bernafas, keseimbangan temperatur, seks dan stimulasi sensorik. Kebutuhan ini akan mendesak dalam pemuasannya dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Manusia tidak beralih kepada kebuthan lain sebelum kebutuhan ini terpenuhi. Misalnya seseorang yang lapar, ia bisa melakukan kegiatan apapun untuk memenuhi dorongan perutnya bahkan mungkin perbuatan yang tidak normative. Orang yang tidak sehat mentalnya pemenuha kebutuhan ini tidak pernah merasakan kepuasan.
2. Kebutuhan akan rasa aman (need for self security).
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar kedua, yang muncul ketika kebutuhan fisiologis terpuaskan. Adapaun yang termasuk kebutuhan ini adalah: keamanan, perlindungan, ketergantungan, bebas dari rasa takut, cemas dan kekalutan, terganggu kebutuhan rasa amannya maka yang muncul adalah sikap ekspresive atau dengan menarik diri karena merasa takut dan terancam keselamatannya. Hal ini tidak akan terjadi pada orang dewasa, kecuali orang yang terganggu (neurosis). Kebutuhan yang harmonis adalah harapan anak untuk mendapatkan keamanan, sehingga suasana menakutkan, seperti perpisahan, perceraian, tekanan fisik, kemarahan adalah hal yang menakutkan.
3. Kebutuhan akan rasa cinta (need for love and belongingness)
Dorongan ini merupakan kebutuhan yang lebih meningkat
lagi dari kebutuhan sebelumnya. Kebutuhan ini terkait dengan keinginannya untuk
berelasi dengan orang lain secara efektif atau interaksi secara emosional, baik
individu yang ada pada lingkungan keluarga maupun individu lain diluarnya
(masyarakat). Seorang individu akan terasing dan merasa kesepian jika
diasingkan oleh kelompoknya. Perasaan cinta berorientasi pada kasih
sayang bukan seksualitas seperti psikoanalisis. Cinta adalah kebutuhan pokok
bagi perumbuhan dan perkembangan manusia. Jika terhambat atau tidak terpenuhi
dapat menimbulkan salah penyesuaian. Perasaan saling percaya adalah hubungan
sehat, penuh kasih sayang adalah bagian cinta yang sesungguhnya, yakni cinta
yang memberi dan menerima.
4 Kebutuhan akan rasa dimiliki dan memiliki (need for belonging)
4 Kebutuhan akan rasa dimiliki dan memiliki (need for belonging)
Hubungan kasih sayang untuk saling memiliki merupakan
kebutuhan dasar bagi setiap individu. Cinta bukan berorientasi seks, melainkan
lebih mengarah pada rasa saying untuk saling memiliki secara psikologis. Tanpa
cinat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan orang akan terhambat. Kekurangan
cinta pada masa pertumbuhan awal dapat menyebabkan kesulitan anak untuk
melakukan penyesuaian diri. Kebutuhan akan cinta adalah cinta yang memberi dan
cinta yang menerima. Adat kebudayaan seringkali membuat kita menghindari
kemesraan, jelainan persahabatn hanya bersifat dangkal, meremehkan dan tidak
menghargai orang lain. Jika cinta tidak dimunculkan dalam melakukan interaksi
dengan sesama manusia maka yang muncul adalah gelombang permusuhan dan
kebencian.
5. Kebutuhan akan harga diri (need for
self esteem)
Penghargaan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu untuk dapat dipenuhi. Individu yang terpenuhi kebutuhan akan penghargaan akan muncul perasaan positif terhadap dirinya sehingga akan terhindar dari gangguan patologis. Lingkungan sosial serta budaya yang memberikan penghargaan positif pada seseorang dapat menimbulkan perasaan dimiliki sehingga akan muncul perasaan memiliki lingkungan. Buadaya yang menolak dan tidak memiliki individu maka juga akan ditolak oleh individu sendiri.
Kebutuhan ini berasal dari dua hal, pertama (berasal dari diri sendiri), keinginan atau kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan, kemampuan dan kepercayaan diri. Kedua (berasal dari lorang lain), yakni: nama baik, gengsi, status, ketenaran, prestise dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, martabat atau apresiasi. Seseorang yang memiliki harga diri yang cukup akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta lebih produltif, sementara orang yang tidak memiliki harga diri aka n diliputi rasa tidak berdaya yang berakibat pada keputusasaan dan perilaku neurotik. Harga diri yang stabil dan sehat tumbuh dan berkembang dalam penghargaan yang wajar dari orang lain, bukan karena nama harum, kemasyhuran serta sanjungan yang kosong. (Maslow) Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi syarat:
1. Ketidakhadirannya menimbulkan penyakit
2. Kehadirannya mencegah penyakit
3. Pemulihannya menumbuhkan penyakit
4. Dalam keadaan kekurang lebih diuatamakan
5. Bagi orang yang sakit kebutuhan tersebut menjadi lemah
Meskipun seseorang telah terpenuhi semua kebutuhan, banyak yang tidak merasa terpuaskan, sehingga muncul kegelisahan, perasaan ini muncul karena kualitas potensi yang ada pada dirinya belum teraktualisasi. Dorongan aktualisasi diri muncul dari dalam dirinya, tidak terpengaruh oleh factor luar dirinya. Dorongan aktualisasi diri memiliki hambatan, baik internal maupun eksternal.
Penghargaan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu untuk dapat dipenuhi. Individu yang terpenuhi kebutuhan akan penghargaan akan muncul perasaan positif terhadap dirinya sehingga akan terhindar dari gangguan patologis. Lingkungan sosial serta budaya yang memberikan penghargaan positif pada seseorang dapat menimbulkan perasaan dimiliki sehingga akan muncul perasaan memiliki lingkungan. Buadaya yang menolak dan tidak memiliki individu maka juga akan ditolak oleh individu sendiri.
Kebutuhan ini berasal dari dua hal, pertama (berasal dari diri sendiri), keinginan atau kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan, kemampuan dan kepercayaan diri. Kedua (berasal dari lorang lain), yakni: nama baik, gengsi, status, ketenaran, prestise dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, martabat atau apresiasi. Seseorang yang memiliki harga diri yang cukup akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta lebih produltif, sementara orang yang tidak memiliki harga diri aka n diliputi rasa tidak berdaya yang berakibat pada keputusasaan dan perilaku neurotik. Harga diri yang stabil dan sehat tumbuh dan berkembang dalam penghargaan yang wajar dari orang lain, bukan karena nama harum, kemasyhuran serta sanjungan yang kosong. (Maslow) Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi syarat:
1. Ketidakhadirannya menimbulkan penyakit
2. Kehadirannya mencegah penyakit
3. Pemulihannya menumbuhkan penyakit
4. Dalam keadaan kekurang lebih diuatamakan
5. Bagi orang yang sakit kebutuhan tersebut menjadi lemah
Meskipun seseorang telah terpenuhi semua kebutuhan, banyak yang tidak merasa terpuaskan, sehingga muncul kegelisahan, perasaan ini muncul karena kualitas potensi yang ada pada dirinya belum teraktualisasi. Dorongan aktualisasi diri muncul dari dalam dirinya, tidak terpengaruh oleh factor luar dirinya. Dorongan aktualisasi diri memiliki hambatan, baik internal maupun eksternal.
Hambatan
internal berasal dari diri sendiri, antara lain ketidaktahuan akan potensinya,
keraguan, perasaan takut untuk mengungkapkan potensinya. Hambatan eksternal
berasal dari budaya masyarakat yang kurang mendukung. Aktualisasi diri
merupakan kebutuhan yang paling tinggi tingkatannya. Aktualisasi diri didorong
oleh kebutuhan yang bernilai tinggi atau metamotivation (Being Values).
Kebutuhan manusia didorong oleh dua motivasi, yakni motivasi kekurangan
(deficiency motivation) dan motivasi pertumbuhan (growth motivation). Dalam
basic needs, kebutuhan tersebut bersifat kerarkhis, namun dalam kebutuhan pertumbuhan
tidaklah demikian. Individu yang terhambat dalam metamotivation akan mengalami
gangguan metapathology. Dua arah pilihan hidup manusia, yakni maju atau mundur
(Progessive choice dan regressive choice).
Motive pertumbuhan mengarah pada progressive choice dan sebaliknya motive kemunduran mengarah pada regressive choice. Adapun karakteristik orang yang mengaktualisasikan diri adalah: mampu melihat realita secara efisien, penerimaan terhadap diri sendiri, orang lain dan kodrat, spontanitas, kesederhanaan dan kewajaran, terpusat pada persoalan, memisahkan diri (kebutuhan akan kesendirian, otonom, kesegaran dan aspirasi yang berkelanjutan, pengalaman puncak, kesadaran social, hubungan interpersonal, struktur watak demokratis, membedakan antara cara dengan tujuan, memiliki rasa humor yang filosofis dan tidak meimbulkan permusuhan, kreatifitas, memiliki daya tahan terhadap kebudayaan
D. Kemampuan manusia
Motive pertumbuhan mengarah pada progressive choice dan sebaliknya motive kemunduran mengarah pada regressive choice. Adapun karakteristik orang yang mengaktualisasikan diri adalah: mampu melihat realita secara efisien, penerimaan terhadap diri sendiri, orang lain dan kodrat, spontanitas, kesederhanaan dan kewajaran, terpusat pada persoalan, memisahkan diri (kebutuhan akan kesendirian, otonom, kesegaran dan aspirasi yang berkelanjutan, pengalaman puncak, kesadaran social, hubungan interpersonal, struktur watak demokratis, membedakan antara cara dengan tujuan, memiliki rasa humor yang filosofis dan tidak meimbulkan permusuhan, kreatifitas, memiliki daya tahan terhadap kebudayaan
D. Kemampuan manusia
Manusia memiliki kemampuan untuk bersikap kreatif, spontan, penuh perhatian pada orang lain, penuh rasa ingin tahu, kemampuan untuk berkembang secara terus menerus serta kemampuan untuk mencintai dan dicintai. Pengalaman masa lampau akan hadir pada masa kini dalam diri setiap orang.Manusia memiliki kapasitas untuk tumbuh, namun banyak sekali kemampuan yang mestinya berkembang secara maksimal menjadi gagal dan tidak tumbuh. Beberapa penyebanya antara lain adalah:
1. Lemahnya naluri untuk tumbuh, akibatnya benih untuk tumbuh menjadi lemah tak berdaya yang disebabkan oleh kebiasaan buruk, lingkungan budaya atau pendidikan yang tidak memedai
2. Ketakutan pada naluri-naluri, karena
mamandang semua naluri bersifat kebinatangan.
3. Pengaruh negatif kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan yang sangat rendah
4. Adanya keragu-raguan pada kemampuan yang dimiliki
5. Hambatan lingkungan dan budaya
3. Pengaruh negatif kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan yang sangat rendah
4. Adanya keragu-raguan pada kemampuan yang dimiliki
5. Hambatan lingkungan dan budaya
E.
Kepribadian dan perkembangan psikologis
Menurut Maslow kepribadian adalah kemampuan psikologis seseorang untuk memenuhi dua tuntutan kebutuhan dasar manusia yakni D needs dan B needs yang dipengaruhi oleh factor social dan budaya. Orang yang terpuaskan kebutuhan dasar ternyata lebih sehat, lebih efektif, sedangkan orang yang kebutuhan dasarnya tidak terpuaskan menunjukkan gejala psikopatologis.
Individu yang memiliki kepribadian masak akan memiliki penghargaan yang sehat terhadap dirinya sendiri, tidak bergantung pada orang lain (inferiority). Pengahrgaan yang diterima dari orang lain merupakan sesuatu yang memang layak untuk diterimanya. Mereka tidak membutuhkan ketenanran atau kemasyhuran yang kosong (semu), memiliki mental yang kokoh serta kontrol diri yang baik, mampu menerima kelemahan dan kesalahan diri dengan sikap positif
Individu yang memiliki kesehatan secara psikologis memiliki sifat saangat mandiri dan mencintai orang lain, memiliki keinginan yang sehat untuk perluasan diri dan mereka banyak dikendalikan oleh perintah-perintah bathin, oleh fitrah sendiri, oleh kebutuhan alamiah, daripada oleh masyarakat atau lingkungannya. Kepribadian yang sehat akan menemukan kebahagiaan dalam membantu orang lain serta tidak mengalami kebingungan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Perkembangan psikologis mahnusia, manusia yang bisa mencapai being needs ternyata jumlahnya tidak banyak (2 %) dari populasi. Manusia yang mencapai being needs bias membedakan mana yang pura-pura dan mana yang nyata. Melihat persoalan kehidupan sebagai suatu yang harus dicari jalan keluarnya bukan sebagai takdir pribadi yang harus diterima dan pasrah. Memiliki persepsi yang berbeda mana yang dipakai sebagai alat dan mana tujuan. Memiliki cara yang berbedadalam bergaul dengan orang lain.
Menurut Maslow kepribadian adalah kemampuan psikologis seseorang untuk memenuhi dua tuntutan kebutuhan dasar manusia yakni D needs dan B needs yang dipengaruhi oleh factor social dan budaya. Orang yang terpuaskan kebutuhan dasar ternyata lebih sehat, lebih efektif, sedangkan orang yang kebutuhan dasarnya tidak terpuaskan menunjukkan gejala psikopatologis.
Individu yang memiliki kepribadian masak akan memiliki penghargaan yang sehat terhadap dirinya sendiri, tidak bergantung pada orang lain (inferiority). Pengahrgaan yang diterima dari orang lain merupakan sesuatu yang memang layak untuk diterimanya. Mereka tidak membutuhkan ketenanran atau kemasyhuran yang kosong (semu), memiliki mental yang kokoh serta kontrol diri yang baik, mampu menerima kelemahan dan kesalahan diri dengan sikap positif
Individu yang memiliki kesehatan secara psikologis memiliki sifat saangat mandiri dan mencintai orang lain, memiliki keinginan yang sehat untuk perluasan diri dan mereka banyak dikendalikan oleh perintah-perintah bathin, oleh fitrah sendiri, oleh kebutuhan alamiah, daripada oleh masyarakat atau lingkungannya. Kepribadian yang sehat akan menemukan kebahagiaan dalam membantu orang lain serta tidak mengalami kebingungan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Perkembangan psikologis mahnusia, manusia yang bisa mencapai being needs ternyata jumlahnya tidak banyak (2 %) dari populasi. Manusia yang mencapai being needs bias membedakan mana yang pura-pura dan mana yang nyata. Melihat persoalan kehidupan sebagai suatu yang harus dicari jalan keluarnya bukan sebagai takdir pribadi yang harus diterima dan pasrah. Memiliki persepsi yang berbeda mana yang dipakai sebagai alat dan mana tujuan. Memiliki cara yang berbedadalam bergaul dengan orang lain.
F.
Pentingnya Pendidikan
Dalam pendidikan Maslow tetap memandang pentingnya masa kanak-kanak. Bayi-bayi yang pada usia 18 bulan pertama tidak mendapatkan kasih sayang akan tumbuh menjadi pribadi yang psikopath. Anak yang ditolak setengah-setengah akan menunjukkan tingkah laku dengan cara sikap kehausan terhadap kasih sayang. Sedangkan anak yang sejak awal ditolak tidak menunjukkan cinta kasih melainkan sikap dingin dan kesan tidak memiliki kebutuhan akan kasih sayang sedikitpun.
Dalam pendidikan Maslow tetap memandang pentingnya masa kanak-kanak. Bayi-bayi yang pada usia 18 bulan pertama tidak mendapatkan kasih sayang akan tumbuh menjadi pribadi yang psikopath. Anak yang ditolak setengah-setengah akan menunjukkan tingkah laku dengan cara sikap kehausan terhadap kasih sayang. Sedangkan anak yang sejak awal ditolak tidak menunjukkan cinta kasih melainkan sikap dingin dan kesan tidak memiliki kebutuhan akan kasih sayang sedikitpun.
Tahun
pertama dalam perkembangan anak merupakan tahun pembentukan watak. Pemberian
kasih sayang yang disarankan adalah dengan memberikan kebebsan dalam
batas-batas. Orang tua yang diktator, menindas, mengekang anak mengakibatkan
perkembangan anak mengalami hambatan sehungga anak tidak dapat mengembangkan
kepribadiannya sendisi secara maksimal. Anak akan mengalami hambatan dalam
penyesuaian diri. Anak yang sehat akan senang tumbuh dan mengalami kemajuan,
memperoleh ketrampilan-ketrampilan, kapasitas-kapasitas serta kekuatan-kekuatan
baru.
Pendidikan formal maupun informal memainkan peranan penting dalam mengembangkan watak. Dua tahun pertama kehidupan seseorang memiliki perannan yang amat penting. Pada awal tahun ini, jika anak merasa aman dan kuat maka dalam perkembangannya cenderung memiliki keamanan dalam mengahadpi berbagai ancaman di masa mendatang. Kebutuhan akan kebebasan untuk tumbuh, belajar dan menemukan diri serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan bukan berarti kebebasan tanpa aturan. Kedisiplinan, tata tertib, batas-batas serta kesepakatan untuk belajar memahami, mengendalikan menyalurkan dan mengatasi frustrasi merupakan sesuatu yang harus ditegakkan.
Orang tua harus menghindarkan diri dari sikap melindungi dan memanjakan anak secara berlebihan sampai-sampai segala sesuatu yang dibutuhkan anak disediakan tanpa anak harus berusaha, Anak semacam itu tidak akan berkembang menjadi pribadi kuat dan mandiri. Akan melahirkan anak yang memiliki kecenderungan memperalat orang lain, bukan menghormatinya.
Pendidikan formal maupun informal memainkan peranan penting dalam mengembangkan watak. Dua tahun pertama kehidupan seseorang memiliki perannan yang amat penting. Pada awal tahun ini, jika anak merasa aman dan kuat maka dalam perkembangannya cenderung memiliki keamanan dalam mengahadpi berbagai ancaman di masa mendatang. Kebutuhan akan kebebasan untuk tumbuh, belajar dan menemukan diri serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan bukan berarti kebebasan tanpa aturan. Kedisiplinan, tata tertib, batas-batas serta kesepakatan untuk belajar memahami, mengendalikan menyalurkan dan mengatasi frustrasi merupakan sesuatu yang harus ditegakkan.
Orang tua harus menghindarkan diri dari sikap melindungi dan memanjakan anak secara berlebihan sampai-sampai segala sesuatu yang dibutuhkan anak disediakan tanpa anak harus berusaha, Anak semacam itu tidak akan berkembang menjadi pribadi kuat dan mandiri. Akan melahirkan anak yang memiliki kecenderungan memperalat orang lain, bukan menghormatinya.
Anak yang
dimanjakan dan merasa tidak aman cenderung lengket pada ibunya yang
melambangkan rasa aman srta perlindungan. Namun justru itulah yang akan
menyebabkan kegagalan dalam melakukan eksplorasi, berpetualang, belajar
berkembang. Proses mendidik harus mampu mengembangkan disiplin diri,
sponatnitas dan kreativitas.
G. Kepribadian
yang sehat dan orang yang mengaktualisasi
Kepribadian yang sehat merupakan proses yang diperoleh melalui perjalanan panjang, baik melalui pengalaman belajar dengan lingkungan, lewat pengasuhan maupun pengaruh social budaya dimana individu berada. Kepribadian sehat ditandai dengan berbagi ciri antara lain
1. Memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri
2. Disiplin dan tanggungjawab
3. Menghargadi diri dan orang lain
4. Dinamis
5. Tidak senang konflik
6. Memiliki rasa humor yang tinggi
Aktualisasi diri merupakan keadaan puncak dimana orang telah mencapai keadaan akhir suatu tujuan jangka panjang, bukan suatu proses yang dinamis. Bukan kehidupan untuk memiliki melainkan pada kebutuhan untuk menjadi. Mereka mampu melihat hidup secara jernih, melihat hidup apa adanya bukan menurut keinginan mereka, tidak bersikap emosional dan obyektif terhadap hasil pengamatnnya.
Berbagai pandangan Maslow mengenai kebutuhan manusia maka ada beberapa cirri atau tanda individu yang telah mencapai titik puncak aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Bersikap obyektif dan tidak emosional
Pribadi yang teraktualisasi memiliki kemampuan dalam melihat kehidupan secara jernih, melihat hidup bukan karena keinginannya melainkan karena kuwajibannya. Mereka tidak emosional, bersikap obyektif terhadap apa yang diamati
Kepribadian yang sehat merupakan proses yang diperoleh melalui perjalanan panjang, baik melalui pengalaman belajar dengan lingkungan, lewat pengasuhan maupun pengaruh social budaya dimana individu berada. Kepribadian sehat ditandai dengan berbagi ciri antara lain
1. Memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri
2. Disiplin dan tanggungjawab
3. Menghargadi diri dan orang lain
4. Dinamis
5. Tidak senang konflik
6. Memiliki rasa humor yang tinggi
Aktualisasi diri merupakan keadaan puncak dimana orang telah mencapai keadaan akhir suatu tujuan jangka panjang, bukan suatu proses yang dinamis. Bukan kehidupan untuk memiliki melainkan pada kebutuhan untuk menjadi. Mereka mampu melihat hidup secara jernih, melihat hidup apa adanya bukan menurut keinginan mereka, tidak bersikap emosional dan obyektif terhadap hasil pengamatnnya.
Berbagai pandangan Maslow mengenai kebutuhan manusia maka ada beberapa cirri atau tanda individu yang telah mencapai titik puncak aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Bersikap obyektif dan tidak emosional
Pribadi yang teraktualisasi memiliki kemampuan dalam melihat kehidupan secara jernih, melihat hidup bukan karena keinginannya melainkan karena kuwajibannya. Mereka tidak emosional, bersikap obyektif terhadap apa yang diamati
2. Memiliki pengertian tentang benar dan
salah
Orang yang teraktualisasi dirinya pemikirannya tentang kebenaran dan kesalahan adalah apa adanya, sehingga mereka mampu meramalkan persitiwa yang bakal terjadi. Mereka mampu melihat realitas-realitas yang tersembunyi serta lebih cepat bergerak dibanding kebanyakan orang
Orang yang teraktualisasi dirinya pemikirannya tentang kebenaran dan kesalahan adalah apa adanya, sehingga mereka mampu meramalkan persitiwa yang bakal terjadi. Mereka mampu melihat realitas-realitas yang tersembunyi serta lebih cepat bergerak dibanding kebanyakan orang
3. Memiliki sifat rendah hati
Kepribadian yang teraktualisasi memiliki sifat rendah hati, mampu mendengarkan orang lain dengan rasa rendah hati dan penuh kesabaran. Mau mengakui bahwa banyak kelemahan yang dimiliki, mereka tidak tahu segala-galanya, orang lain akan mampu mengajari mereka sesuatu yang ia tidak memiliki
Kepribadian yang teraktualisasi memiliki sifat rendah hati, mampu mendengarkan orang lain dengan rasa rendah hati dan penuh kesabaran. Mau mengakui bahwa banyak kelemahan yang dimiliki, mereka tidak tahu segala-galanya, orang lain akan mampu mengajari mereka sesuatu yang ia tidak memiliki
4. Terhindar dari gangguan psikologis
Pribadi yang teraktualisasi akan jauh dari tekanan mental serta frustrasi. Merak hidup bukan untuk dirinya melainkan untuk orang lain secara universal, mereka memiliki hasrat yang maju dan positif sehingga mereka terhindardari perasaan cemas, konflik dan frustrasi. Mereka memiliki penilaian yang bebas being cognition.
Pribadi yang teraktualisasi akan jauh dari tekanan mental serta frustrasi. Merak hidup bukan untuk dirinya melainkan untuk orang lain secara universal, mereka memiliki hasrat yang maju dan positif sehingga mereka terhindardari perasaan cemas, konflik dan frustrasi. Mereka memiliki penilaian yang bebas being cognition.
5. Mengabdikan hidupnya untuk pekerjaan
Pribadi yang teraktualisasi memiliki sikap hidup yang dinamis, cinta terhadap pekerjaan sera memiliki loyalitas yang tinggi. Mereke berfikir apa yang dilakukan bukanlah untuk hari ini melainkan untuk kehidupan yang lebih panjang. Bekerja memberikan kebahagiaan dan kenikmatan, sehingga pekerjaan dilakukan dengan baik dan penuh tanggungjawab serta disiplin tinggi bahkan sering menunda kenikmatan
Pribadi yang teraktualisasi memiliki sikap hidup yang dinamis, cinta terhadap pekerjaan sera memiliki loyalitas yang tinggi. Mereke berfikir apa yang dilakukan bukanlah untuk hari ini melainkan untuk kehidupan yang lebih panjang. Bekerja memberikan kebahagiaan dan kenikmatan, sehingga pekerjaan dilakukan dengan baik dan penuh tanggungjawab serta disiplin tinggi bahkan sering menunda kenikmatan
6. Memiliki kreativitas
Sifat yang terkait dengan kreativitas antara lain adalah flexible, spontanitas, memeliki keberanian serta tidak takut membuat kesalahan, penuh keterbukaan serta kerendahan hati. Pribadi yang demikian tidak kehilangan dalam melakukan pendekatan sehingga sosialisasi menjadi positif
Sifat yang terkait dengan kreativitas antara lain adalah flexible, spontanitas, memeliki keberanian serta tidak takut membuat kesalahan, penuh keterbukaan serta kerendahan hati. Pribadi yang demikian tidak kehilangan dalam melakukan pendekatan sehingga sosialisasi menjadi positif
7. Memiliki spontanitas
Spontanitas hampir memiliki arti yang sama denga kreativitas. Pribadi ini memiliki sikap ekspresif, wajar dan polos. Perilakunya dikerjakan apa yang ada sesuai keadaan dirinya bukan untuk mencari penghargaan melainkan apa yang dilakukan merupakan spontanitas apa yang dimilikinya.
Spontanitas hampir memiliki arti yang sama denga kreativitas. Pribadi ini memiliki sikap ekspresif, wajar dan polos. Perilakunya dikerjakan apa yang ada sesuai keadaan dirinya bukan untuk mencari penghargaan melainkan apa yang dilakukan merupakan spontanitas apa yang dimilikinya.
8. Kadar konflik yang rendah
Pribadi yang teraktualisasi memiliki kepercayaan serta penghargaan diri yang tinggi. Mereka tidak berperang melawan diri, pribadinya menyatu sehingga kadar konfliknya rendah. Mereka memiliki energi untuk kegiatan-kegiatan yang produktif. Mereka lebih banyak dikendalikan oleh perintah fitrah batinnya bukan kebutuhan alamiah dari tuntutan masyarakat atau lingkungannya.
Pribadi yang teraktualisasi memiliki kepercayaan serta penghargaan diri yang tinggi. Mereka tidak berperang melawan diri, pribadinya menyatu sehingga kadar konfliknya rendah. Mereka memiliki energi untuk kegiatan-kegiatan yang produktif. Mereka lebih banyak dikendalikan oleh perintah fitrah batinnya bukan kebutuhan alamiah dari tuntutan masyarakat atau lingkungannya.
Kebanyakan
neurosis berkaitan dengan kebutuhan rasa aman dan hubungan dengan orang
lain seperti
kebutuhan akan penghargaan, penerimaan rasa memiliki dan dimiliki. Kepribadian
yang sakit adalah orang yang tidak pernah berhasil menjalin relasi–relasi
manusiawi yang baik. Menurut Maslow Neurosis merupakan gangguan gangguan
rokhani karena kehilangan makna, keragu-raguan tentang tujuan hidup, kepedihan
serta amarah atas cinta yang hilang, ia melihat hidup dengan cara yang lain,
kehilangan keberanian atau harapan, keputusasaan dalam mengahadpi masa depan,
kebencian terhadap diri sendiri, menyendiri, menyia-nyiakan hidup dan tidak
memiliki kegembiraan.
Kepribadian seperti itu secara fisik bisa dikatakan sudah matang, namun secara psikologis terbelakang, tidak mampu meninggalkan masa kanak-kanak, takut terhadap hukuman dan tidak mampu berhubungan dengan orang lain dengan sehat. Munculnya konflik antar individu bermula dari adanya konflik bathin antara kematangan dan ketidakmatangan, antara tangguangjawaban dan sikap semaunya sendiri antara dorongan dan kontrol diri anatar hasrat diri dan tuntutan masyarakat. Semuanya itu merupakan efek samping dari masalah komunikasi di dalam individu sendiri.
Kepribadian seperti itu secara fisik bisa dikatakan sudah matang, namun secara psikologis terbelakang, tidak mampu meninggalkan masa kanak-kanak, takut terhadap hukuman dan tidak mampu berhubungan dengan orang lain dengan sehat. Munculnya konflik antar individu bermula dari adanya konflik bathin antara kematangan dan ketidakmatangan, antara tangguangjawaban dan sikap semaunya sendiri antara dorongan dan kontrol diri anatar hasrat diri dan tuntutan masyarakat. Semuanya itu merupakan efek samping dari masalah komunikasi di dalam individu sendiri.
SUMBER :
- See more
at:
http://phoenicca.blogspot.com/2013/05/teori-kepribadian-menurut-abraham-maslow_1484.html#sthash.Sfv33QmM.dpuf
Comments
Post a Comment