Opini Demo Tolak Pembangunan Gereja di Bekasi Ricuh, 5 Polisi Terluka

Pagi ini, banyak berita beredar tentang "aksi penolakan pembangunan Gereja Santa Clara berujung korban". Lagi-lagi ada korban, saya sempat bertanya- tanya apakan mereka bangga jika ada korban didalam demo mereka?.

Didalam video sangat terlihat bahwa pendemo melempari batu ke pihak kepolisian. Dan akhirnya ada 5 korban dalam aksi tersebut, yang tidak lain korbannya adalah polisi yang mengamankan aksi demo. Saya pribadi sangat berterima kasih dan sangat salut dengan kesigapan bapak-bapak polisi.

Perlu diingat sekali lagi bahwa, Indonesia adalah negara kesatuan. Mengapa banyak sekali oknum yang ingin memecah belah persatuan?. Apakh mereka tidak mendambakan negara yang bersatu dan harmonis. Saat kita pergi keluar kota tetapi tidak kenal siapapun kita bisa merasa tenang karena semua rakyat indonesai adalah saudara.

Sejujurnya saya sangat merasa malu, karena negara lain sudah sibuk membangun negaranya, bersaing soal teknologi dll. Tetapi, Indonesia masih saja berkutat soal agama, padahal sudah jelas-jelas tertulis bahwa Indonesia mengakui 6 agama yaitu: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Saya yakin semua orang tahu hal tersebut. Tetapi mengapa selalu saja dipermasalahkan.

Saya sempat merasa geli saat membaca sebuah berita dan ada salah satu kalimat yang menuliskan tentang hal yang dikataakan oleh orator demo. Berikut beritanya: "Kita tak ingin, daerah kita berdiri gereja yang tak berizin. Kita tak akan bubar sebelum Wali Kota mencabut izin pembangunan Gereja," ujar salah satu orator di atas mobil komando, Jumat (24/3/2017). Jika memang Gereja tersebut dibangun tidak berizin mengapa tidak mengajak "ayo kita ramai-ramai membuat surat izin agar pembangunan Gereja cepat selesai". Di artikel tersebut tertulis mereka tidak akan bubar sebelum Wali Kota mencabut izin pembangunan Gereja. Loh, ber arti pembangunan Gereja sudah ber izin dong. Kalian tidak ingin ada Gereja di bangun tanpa izin tapi kalian ber orasi ingin Wali Kota segera mencabut izin tersebut.

Disini yang saya tangkap, mereka tidak ingin ada agama lain dan tidak ingin ada orang dari agama lain ada di sekitar mereka. Sepertinya mereka kurang edukasi soal agama apa saja yang ada di indonesia dan mengenai Bhinekka Tunggal Ika.

 Gambar oleh: Ustad Abu Janda

Saya sangat yakin, pasti semua pendemo tersebut memiliki keluarga. Benar begitu?, jika iya mengapa mereka tidak lebih baik bekerja untuk menghidupi keluarga mereka. Malah ramai-ramai melakukan hal yang sangat ga penting.

Saya sangat berharap Indonesia kembali bersatu, dimana yang Kristen dan Katolik ikut ambil bagian dalam pembangunan Masjid dan ikut ambil bagian dalam menjaga kebersihan serta keamanan saat umat Islam sedang Sholat Ied, yang Islam ikut membantu menjaga kebersihan dan keamanan saat natal, yang Islam Kristen dan Katolik ikut menghargai saat agama Hindu sedang nyepi dan lain-lain.




Artikel Berita:



Demo Tolak Pembangunan Gereja di Bekasi Ricuh, 5 Polisi Terluka





Liputan6.com, Bekasi - Demonstrasi menolak pembangunan Gereja Santa Clara di Jalan Lingkar Luar, Bekasi Utara, berujung ricuh. Akibat kericuhan itu lima anggota polisi dan sejumlah demonstran terluka akibat lemparan batu dan bambu saat bentrokan terjadi.
Satu dari lima polisi yang terluka itu diketahui adalah Kabag Ops Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Aslan Sulastomo. Ia menderita luka robek di bagian bibir, setelah terkena lemparan batu para pendemo.

Peristiwa itu terjadi saat Aslan menahan mobil komando yang hendak masuk ke halaman Gereja Santa Clara. Aslan lalu mencoba berkomunikas di tengah kerumunan massa yang jaraknya 50 meter dari pagar Gereja Santa Clara.
"Kita tak ingin, daerah kita berdiri gereja yang tak berizin. Kita tak akan bubar sebelum Wali Kota mencabut izin pembangunan Gereja," ujar salah satu orator di atas mobil komando, Jumat (24/3/2017).
Karena massa tetap memaksa masuk, Aslan kemudian mengambil kunci mobil komando demonstran. Saat itulah, sejumlah massa yang sudah panas, melemparkan batu ke arah barisan polisi. Hingga, akhirnya mengenai tepat di wajah Aslan.
"Nanti ya, saya belum dapat jumlah detail korban. Masih dalam pendataan lebih lanjut," kata Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing di lokasi.
Setelah itu, kericuhan pun terjadi. Massa terus melempari polisi dengan batu, bambu, dan botol air mineral. Beberapa kali, gas tembakan air mata juga dilontarkan polisi untuk membubarkan massa.
Pascabentrokan, sejumlah kendaraan taktis polisi langsung diterjunkan. Sebuah mobil water cannon, 1 barracuda dan sejumlah mobil barrier datang berkonvoi untuk melakukan pengamanan tambahan di lokasi.
Puluhan polisi berseragam hitam-hitam juga dikerahkan. Mereka bersenjatakan senjata laras panjang, tameng, helm dan perlengkapan pengamanan lainnya. Tak hanya itu, 20-30 pasukan TNI juga hadir untuk pengamanan dalam demo penolakan pembangunan Gereja Santa Clara tersebut.
Saat ini, suasana di dekat lokasi sudah kondusif. Massa aksi demonstrasi terlihat menjauh dari lokasi pertama. Di tempat itu, gas air mata masih terasa pedih.
Massa yang berpakaian putih-putih lalu berkumpul di pinggir jalan sekitar Perumahan Vila Indah Permai. Mereka juga menggelar salat Ashar berjamaah dengan menggunakan sajadah dan beberapa lembaran koran sebagai alas.

Unjuk rasa ini dilakukan massa yang tergabung dalam Majelis Silaturahim Umat Islam Bekasi (MSUIB), serta Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya. Mereka merasa keberatan dengan adanya izin pembangunan Gereja Santa Clara di Jalan Lingkar Utara RT 02 dan RT 03/RW 06, Kelurahan Harapanbaru,‎ Bekasi Utara.

Berita oleh: Liputan6.com

Comments

Popular Posts