Health Belief Model Perilaku Orang tidak Merokok


ALASAN ORANG TIDAK MEROKOK
  
Di Indonesia, merokok merupakan suatu kebiasaan yang umum dilakukan oleh sebagian besar masyarakatnya dari semua golongan. Tingkat konsumsi rokok yang tinggi pun dipengaruhi oleh beberapa factor seperti rendahnya harga rokok jika dibandingan dengan merk rokok yang sama tetapi dijual di luar negeri karena pemerintah secara sengaja  membebankan pajak yang tinggi terhadap harga rokok untuk menekan konsumsinya. Namun di Indonesia, hal tersebut tidaklah demikian. Konsumsi rokok tetap tinggi bahkan terus bertambah setiap tahunnya.
 
Akan tetapi di tengah komunitas yang sangat mendukung kebiasaan merokok, ada sebagian orang yang tetap memilih untuk tidak merokok. Berikut ini adalah analisa melalui model pendekatan individual mengenai tindakan tidak merokok

Persepsi dan Faktor-faktor Pengubah.

Variabel Demografis

1.      Jenis kelamin

Jenis kelamin seseorang akan berpengaruh terhadap keputusannya terhadap tindakan merokok. Sering kali masyarakat beranggapan, bahwa seorang wanita tidak pantas untuk merokok. Sebab jika seorang wanita merokok, masyarakat akan cenderung menggunjing karena terkesan negatif dan tidak pantas. Sebaliknya, masyarakat melihat seorang pria akan lebih maskulin jika merokok. Bahkan masyarakat akan menawarkan atau mengajar seorang pria untuk merokok. Karena hal tersebut, seorang wanita akan cenderung untuk tidak merokok. 

Variabel Sosiopsikologis

2.      Kepribadian 

Kepribadian seseorang akan mempengaruhi keputusannya terhadap rokok. Sebagai contoh, orang yang memiliki kepribadian ekstrovert, akan mudah dipengaruhi lingkungan untuk merokok sebagai wujud usahnya untuk bersosialiasi dan diterima oleh kelompoknya. Namun tidak berarti semua orang ekstrovert pasti mau merokok. Demikian juga sebaliknya untuk orang introvert. Orang yang introvert dikatakan cenderung mampu untuk merawat dirinya dan mempertahankan prinsip untuk menolak rokok  walaupun dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya.

Variabel struktural

3.      Pengetahuan tentang penyakit

Saat seseorang memiliki pengetahuan yang benar mengenai penyakit yang dapat timbul akibat kebiasaan merokok seperti misalnya seluk-beluk penyakit kanker paru (meliputi faktor yang memicu tumbuhnya sel-sel kanker, perubahan fisik yang muncul sebagai akibat dan pengobatan yang panjang serta rumit) akan cenderung berpikir 2x jika akan memutuskan untuk mengonsumsi rokok. Walaupun sebenarnya pada setiap bungkus dan iklan rokok bahwa rokok dapat meyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit, pengetahuan yang kurang luas dapat membuat seseorang menyepelekan pengetahuannya yang kurang dalam tersebut.

Persepsi Tentang Keseriusan Penyakit dan Kekebalan Diri

4.  Seringkali seorang perokok meskipun mengetahui tentang penyakit yang mungkin timbul dari kebiasaan merokok, tetapi persepsinya yang berpikir bahwa penyakit yang esktrim tersebut tidak akan pernah menimpa dirinya. Terlebih jika seseorang telah memiliki kebiasaan merokok bertahun-tahun namun belum merasakan efeknya terhadap kesehatan, orang tersebut cenderung semakin meremehkan bahaya yang dapat muncul di kemudian hari. Tetapi, orang yang memiliki persepsi bahwa dirinya mudah terserang penyakit terlebih jika dia memutuskan untuk merokok, akan memilih untuk tidak merokok.

Petunjuk perilaku

5.    Petunjuk perilaku dari media, nasihat orang lain dan pengalaman orang-orang terdekat yang sakit akan mempengaruhi keputusan seseorang terhadap rokok. Contohnya, saat seseorang melihat di media cetak yang memberikan informasi seputar rokok akan mulai mempertimbangan tindakannya untuk merokok. Adanya orang terdekat yang sakit pun juga akan mempengaruhi hal tersebut. Misalnya, jika ayah seseorang yang memiliki kebiasaan merokok lalu mengidap kanker paru-paru sebelum akhirnya meninggal, keluarganya akan belajar dari pengalaman ayah dan memutuskan untuk tidak merokok agar tidak mengalami hal serupa.

Assesment

6.      Pertimbangan untung-rugi apabila melakukan tindakan preventif terhadap penyakit yang dapat ditimbulkan akibat merokok :

·         Segi untung :
o   Tidak perlu  mengeluarkan biaya untuk membeli rokok
o   Meminimalisir faktor resiko terkena penyakit akibat merokok
o   Dapat menghemat biaya yang seharusnya digunakan untuk berobat apabila terkena penyakit akibat kebiasaan merokok
o   Memiliki keyakinan dapat hidup dengan umur yang lebih panjang dalam keadaan sehat di hari tua
·         Segi rugi
o   Dikucilkan teman-teman sebaya akibat menolak untuk menjadi bagian dari kelompok dengan melakukan penolakan terhadap kebiasaan merokok
o   Tidak merasakan sensasi merokok
o   Apabila tidak merokok secara aktif namun secara pasif akan lebih mengundang resiko

7.      Perasaan terancam penyakit

Meskipun bebrapa orang memiliki pengetahuan yang sama mengenai bahaya merokok, namun yang menentukan apakah orang tersebut merkok atau tidak adalah mindset orang tersebut mengenai bahaya merokok dan perasaanya mengenai resiko merokok. Orang yang memiliki perasaan terancam akibat penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok, akan memutuskan tidak merokok daripada hidup dalam perasaan ketakutan dan terancam penyakit apabila memiliki kebiasaan merokok. Namun orang yang memiliki mindset bahwa rokok tidak berbahaya bagi dirinya, orang tersebut akan merokok.


Kecenderungan perilaku preventif yang muncul : Tidak merokok

Comments

Popular Posts